Sahabat alam tentu sudah tak asing lagi dengan hutan pinus kan? Hutan runjung yang ditumbuhi pohon khas berdaun jarum yang identik dengan suasana pegunungan ini memang memiliki daya tarik tersendiri sehingga kerap dijadikan sebagai destinasi wisata alam.
Pinus secara genetis memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman pengendali tanah longsor karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain: perakaran yang dalam, intersepsi dan evapotranspirasi yang tinggi, pohonnya tidak terlalu berat atau ringan.
Tanah longsor merupakan fenomena yang akhir-akhir ini semakin sering terjadi akibat dari curah hujan yang tinggi dan kondisi lereng yang labil. Bencana tanah longsor telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar secara materi, bahkan nyawa.
Ekosistem Hutan Pinus
Hutan pinus umumnya ditemui di areal pegunungan yang termasuk ke dalam ekosistem taiga karena biasanya hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan saja, yakni pohon pinus. Pohon pinus tergolong tipe coniferous evergreen, yakni jenis pohon berdaun jarum yang akan berwarna hijau sepanjang tahun tidak terpengaruh oleh musim.
Keanekaragaman hayati di wilayah hutan ini tidak banyak karena hanya terdapat satu jenis pohon saja. Jenis flora lain yang bisa dijumpai disini hanya semak-semak, paku-pakuan, rerumputan, dan lumut.
Sangat jarang ditemui jenis pohon lain, kalaupun ada jumlahnya sangat sedikit. Sementara itu, flora dan fauna yang bisa dijumpai disana diantaranya adalah kelinci, tupai, berbagai jenis serangga, dan beberapa spesies burung.
Peran Ekologis Hutan Pinus
Pinus merupakan jenis pohon pionir berdaun jarum yang termasuk dalam famili Pinaceae. Secara alami, pohon pinus tumbuh di Aceh, Sumatera Utara,dan daerah Kerinci.
Menurut beberapa penelitian, terdapat beberapa karakter pinus yang berpotensi sebagai pengendali tanah longsor, yaitu :
• Daun atau tajuk pinus
Daun atau tajuk pohon pinus dapat mengurangi jumlah curah hujan yang sampai pada tanah melalui kemampuan intersepsi pada tanaman pinus. Hal ini berarti, pohon pinus dapat mengurangi jumlah air infiltrasi yang dapat menjadi beban atau faktor penggelincir dalam proses terjadinya longsor pada tanah-tanah miring.
• Akar pinus
Akar pohon pinus yang panjang dan dapat menancap jauh ke dalam tanah dapat memperkuat tanah. pada umumnya, secara mekanis akar memiliki kemampuan untuk memperkuat tanah dan menambah kekuatan tahanan geser tanah, sehingga menguntungkan untuk stabilitas lereng atau menahan longsor.
Makin dalam perakaran, semakin bertambah kekuatan tahanan geser tanah atau semakin tinggi kemampuan tanah untuk bertahan terhadap usaha perubahan bentuk pada kondisi tekanan dan kelembaban tertentu.
• Memiliki nilai evapotranspirasi tinggi
Pohon pinus memiliki nilai evapotranspirasi yang tinggi sehingga dapat mengurasi kemungkinan terjadinya erosi dan tanah longsor. Vegetasi pohon melalui mekanisme evapotranspirasi dapat mengurangi tekanan air pori dalam tanah tersebut sehingga dapat mengurangi tambahan gaya yang akan memicu terjadinya longsor. Pinus sebagai pohon yang evergreen memiliki nilai evapotranspirasi yang besar dibandingkan dengan jenis pohon lain.
Wah, ternyata hutan pinus menyimpan begitu banyak manfaat ya? Agar manfaat hutan ini dapat terus kita rasakan, mari kita tingkatkan kesadaran untuk bersama-sama menjaga kelestariannya. Selamat membaca dan sampai berjumpa di artikel selanjutnya ya.
0 Komentar