Sejarah dan Kondisi Alam Taman Nasional Siberut


Apakah kamu familiar dengan Pulau Siberut? Jadi, pulau ini terletak di sebelah utara Mentawai dan berjarak sekitar 150 km dari bagian barat Pulau Sumatera. Pulau ini dihuni sejumlah penduduk Suku Mentawai yang dikenal dengan keunikan budayanya.

Tahun 1993, Pulau Siberut ditetapkan menjadi kawasan Taman Nasional. Bukan tanpa alasan, karena pulau ini kawasan ini menyimpan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. sebelum ditetapkan menjadi Taman Nasional, Pulau Siberut telah ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO di tahun 1981.

Di kawasan ini, terdapat ratusan spesies tumbuhan berkayu, 134 spesies burung, 31 spesies mamalia, dan empat primata endemik yang terancam punah. Pengunjung yang datang ke Taman Nasional Sberut akan disambut dengan pemandangan yang indah dan dapat mengamati berbagai jenis flora dan fauna.

Tak hanya itu, pengunjung juga dapat melakukan berbagai kegiatan wisata dan edukasi, mempelajari budaya masyarakat Suku Mentawai, hingga berselancar.

Sebelum kita membahas lebih lanjut, kamu juga bisa sambil mendengarkan musik atau lagu chord pingal ketika menyimak ulasan ini. Langsung saja yuk kita bahas.

Flora dan Fauna Taman Nasional Siberut

Berdasarkan pengukuran planisimetris dan peta hasil interpretasi citra satelit LIPI tahun 1995, tutupan hutan di Pulau Siberut meliputi hutan primer, hutan sekunder, lahan pertanian, dan hutan rawa.

Kawasan Pulau Siberut ini memiliki tujuh tipe ekosistem dengan berbagai jenis tumbuhannya, yakni hutan primer Dipterocarpaceae, hutan rawa air tawar, hutan primer campuran, hutan rawa sagu, hutan bakau, dan hutan pantai.

Untuk floranya sendiri, terdapat lebih dari 896 spesies tumbuhan berkayu dan persebarannya sesuai dengan tipe ekosistem di Taman Nasional. Terdapat beberapa jenis tumbuhan yang bisa ditemui disana, seperti aneka jenis palem, aroid, bulu rotan, bakau rhizopora, rumbia atau pohon sagu, jamur dan lumut, pakis, cemara laut, butun, waru, pandan, dan 25 jenis anggrek yang terbagi menjadi 22 anggrek epifit dan 3 anggrek tanah.

Selain itu, ada enam spesies flora endemik yakni Mesua cathairinae, Aporusa quadrangularis, Diospyros brevicalyx, Baccaurea dulcis, Horsfieldia macrothyrsa, dan Drypetes subsymmetrica. Tahun 1995, LIPI (sekarang BRIN) mencatat 846 spesies, 390 genus, dan 131 famili dari kelompok pohon, herba, semak belukar, liana, dan epifit. Kemudian, ada juga 18 spesies pakis serta 5 spesies lumut dan jamur.

Sementara untuk fauna di Taman Nasional Siberut, terdapat primata endemik yakni owa Mentawai, simakobu aatau monyet ekor babi, lutung Mentawai, beruk mentawai, serta empat jenis bajing endemik. Selain itu, terdapat 106 jenis burung endemik seperti celepuk Mentawai, 17 jenis satwa mamalia, kupu-kupu, dan untuk spesies reptil endemik ada katak atau disebut Rana signata siberut.

Iklim dan Hidrologi Taman Nasional Siberut

Taman Nasional Siberut diketahui beriklim khatulistiwa yang panas dan lembab. Meski begitu, curah hujan di kawasan ini cukup tinggi dan musim kemarau berlangsung dalam kurun waktu relatif singkat. Curah hujan rata-ratanya 3.320 mm per tahun dengan suhu rata-rata berkisar antara 22° - 31° Celcius serta kelembaban relatif konstan antara 91 sampai 95.

Demikian informasi mengenai Taman Nasional Siberut, lengkap mulai dari sejarah, flora dan fauna, hingga kondisi alamnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar