Mengenal Lahan Gambut dan Fungsinya di Hutan Indonesia

 


Indonesia memiliki lahan gambut yang sangat luas. Menurut data Global Wetlands, Indonesia merupakan negara dengan luas lahan gambut terluas kedua setelah Brazil. Total area gambut di negara ini diperkirakan mencapai 36.458.236 ha.

Namun tahukah anda apa itu gambut dan mengapa keberadaannya penting untuk lingkungan? Bahkan ekosistem gambut sering disebut berperan penting dalam memerangi kiris iklim global.

Ada banyak jenis tanah di bumi, masing-masing dengan fungsinya sendiri-sendiri. Salah satunya adalah tanah gambut yang sangat penting bagi makhluk hidup.

Sayangnya, akhir-akhir ini kita lebih banyak mendengar tentang kebakaran lahan gambut daripada tentang manfaat dan fungsi penting bagi masyarakat dan lingkungan.

Pengertian Lahan Gambut

Ekosistem gambut adalah jenis lahan gambut yang terbentuk dari penumpukan bahan organik seperti sisa-sisa pohon, rumput, lumut, dan bangkai hewan yang setengah membusuk. Proses penumpukan ini bisa memakan yang sangat waktu hingga ribuan tahun. Dibutuhkan setidaknya 2.000 tahun untuk membentuk lahan gambut yang hanya dengan kedalaman 4 meter. Lalu ada istilah 'gambut dalam' yaitu lahan gambut yang berada pada kedalaman 10-15 meter.

Lahan gambut dapat terbentuk di berbagai iklim di seluruh dunia, dari daerah pesisir hingga hutan hujan tropis hingga daerah kutub. Di Indonesia, lahan gambut kebanyakan ditemukan berada di pulau Papua, Kalimantan dan Sumatera. Kehadirannya memiliki kepentingan dan berbagai tujuan, mulai dari pertanian dan hutan hingga habitat berbagai flora dan fauna.

Manfaat Lahan Gambut


Gambut memiliki peran yang penting dalam memerangi krisis iklim yang sedang terjadi saat ini. Salah satu penyebab krisis iklim adanya keberadaan karbon yang sangat besar di atmosfer.

Karbon yang berada di atmosfer ini dapat diserap oleh lahan gambut dengan jumlah yang sangat besar. Meskipun lahan gambut di dunia hanya menempati 3-5% dari total luas permukaan bumi, tetapi keberadaannya dapat menyerap jumlah karbon hingga 30% dari total karbon yang ada agar tidak terlepas ke atmosfer.

Kemampuan penyerapan karbon yang diserap oleh lahan gambut ini jauh lebih besar dari penyerapan yang dapat disimpan oleh hutan di seluruh dunia. Oleh karena itu, lahan gambut harus terus dijaga dan dikonservasi dengan baik.

Jika lahan gambut terbakar, maka akan ada banyak karbon dioksida dan zat lainnya yang akan terlepas ke atmosfer. Hal ini malah akan memperburuk keadaan dan semakin mempercepat krisis iklim.


Namun saat ini banyak lahan gambut yang kini terancam. Hal ini dikarenakan diubah menjadi perkebunan dan pemukiman, juga dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang membakarnya. Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Hutan Internasional, antara tahun 1990 dan 2010, tutupan hutan lahan gambut menurun dari 77% menjadi 36% di Kalimantan, Semenanjung Malaysia dan Sumatera saja.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar