Pohon Beringin, Taksonomi, Morfologi, dan Habitat


Pohon beringin termasuk dalam jenis pohon dengan tampilan yang unik, karena terdapat akar gantung yang menjadi ciri khas dari pohon ini. selain memiliki akar gantung, masih banyak ciri, fakta menarik serta manfaat dari pohon ini.

Pohon beringin yang secara internasional dikenal dengan nama Benjamin’s fig ini juga dikembangkan sebagai tanaman hias di dalam ruangan dalam pot atau tanaman bonsai.

Di Indonesia, pohon beringin (Ficus benjamina L.) mempunyai nama berbeda di setiap daerah. Daerah Sunda menyebut dengan nama caringin, Jawa menyebut beringin dan untuk Melayu dikenal dengan nama waringin Tanaman Ficus benjamina L mempunyai sinonim yaitu Ficus nitida Thunb.

Jenis pohon ini termasuk salah satu jenis tanaman yang banyak dijumpai di berbagai wilayah Indonesia. Pohon beringin yang merupakan tanaman asli Asia Tenggara banyak ditanam sebagai tanaman dekoratif di fasilitas umum seperti alun-alun, lapangan umum, perindang jalan.

Untuk itu, artikel ini akan mengulas tentang pohon berigin, taksonomi, morfologi hingga faktanya, simak di bawah ini! Selain itu, kamu juga bisa membaca biodata dr Richard Lee dan manfaat buah jaboticaba.

Taksonomi

Secara ilmiah, pohon beringin dengan akar gantung ini diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Kingdom : Plantae
  • Divisi : Magnoliophyta
  • Kelas : Magnoliopsida
  • Ordo : Urticales
  • Famili : Moraceae
  • Genus : Ficus
  • Subgenus : Conosycea
  • Spesies : Ficus benjamina

Ciri dan Morfologi

Pohon ini dengan mudah dapat dikenali karena mampu tumbuh sangat besar dan memiliki karakteristik unik. Beringin memiliki akar tunggang yang menyebar ke tanah dan sanggup menopang ukuran pohonnya yang besar.

Perakarannya berbentuk mirip jaring dan berfungsi sebagai safety nutrition network atau jaring pengaman nutrisi. Bentuk batang beringin bentuknya seperti batang pohon lainnya, berbentuk silindris, betekstur kasar dan memiliki percabangan simpodial.

Batang simpodial adalah jenis batang dengan banyak percabangan serta tidak memiliki satu batang utama. Diameter batang beringin dapat mencapai 2 meter. Daun beringin berbentu oval dengan bagian ujung meruncing dan pangkalnya tumpul. Pertumbuhan daunnya berseling dan tulang daunnya menyirip.

Pohon ini juga menghasilkan bunga berjenis tunggul yang tumbuh di ketiak daun atau cauliflora. Bentuk tangkai bunga beringin silindris dengan kelopak mirip cofrong dan berwarna hijau. Mahkota bunganya bulat dengan warna kuning kehijauan, sedangkan benang sari dan putiknya berwarna kekuningan.

Beringin menghasilkan buah semu atau fig yang menjadi sumber makanan hewan-hewan disekitarnya. Bentuk buahnya bulat dan berwarna hijau saat buah masih mudah. Bentuk tajuk beringin membulat dan lebar, faktor ini pula yang menjadikan pohon ini kerap di tanam di alun-alun atau persimpangan jalan sebagai naungan dan tempat berteduh.

Pertumbuhan pohon beringin dapat mencapai 15meter hingga 25 meter, bahkan di hutan alam juga terdapat beringin dengan tinggi lebih dari itu. Dari karakteristik yang dimilikinya, beringin termasuk pohon berukuran besar.

Habitat

Umumnya pohon beringin banyak ditemukan di kawasan hutan tropis pada ketinggian 600 mdpl. Namun pohon ini juga dapat tumbuh di daerah hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi, serta daerah terbuka.

Spesies ini dapat tumbuh diberbagai wilayah karena memiliki kemampuan cukup baik adaptasi terhadap lingkungan. Bahkan juga dapat tumbuh di daerah karst karena perakaran beringin sanggup menembus celah-celah batuan disekitarnya.

Beringin yang tumbuh liar biasanya berada disekitar sumber air, seprti danau, telaha, mata air, sungai dan sebagainya. Pohon ini menyukai kawasan dengan curah hujan yang tinggi, serta akarnya mampu menyimpan air dengan baik. Pohon beringin yang telah berusia tua tidak terlalu terpengaruh dengan kekeringan dan akan tetap hidup dengan baik.

Nah itulah dia seputar taksonomi dan morfologi dari pohon beringin, semoga dapat menambah wawasanmu!

Posting Komentar

0 Komentar